Ngaing tea, arapal keneh teu? Bagja nu aya bingah teuaya papadana petepung dulur jonghok baraya diDunia maya,teu hariwang nyawang Parahiyangan mangsa nu datang, dumareuda medar waruga ...Sunda nu tereh sirna, ngan ukur ceuk paribasa. sanaos,Risi ninga...li pangeusi nagri nu geus leungit pangaji jeung jati diri nu sayakti. Dimana ayana adat Sunda, Kamana miangna budaya Sunda, Dimana jeung kamana u...rang Sunda anu Nyunda di tatar Pasundan. teu honcewang . Sunda ngagagas rasa, rasa dulur saruntuy baraya sarunday, ngahijikeun rasa nu mibanda adat, budaya jeung basa Sunda, anyam simpay masing pageuh, pikeun meungkeut ngarah raket, nu jauh dirangkul, nu anggang diteang,ngawengku dulur sangkan akur ngabeungkeut deungeun sangkan tengtrem. Mugia Urang Rahayu salawasna Walagri sapapanjangna
Putra Padjadjaran Nyaeta Sungkawa Tea
Saat awal aku mengenalimu, aku begitu terkedu.
hadirmu begitu suram...
Kau buat hidup seakan kelam, hingga aku terdiam,
dan terbungkam!
Apa tidak, sering kau bertamu dan berlalu
Entah berapa waktuku yang kau ganggu
Entah berapa lama kita berkawan... tanpa sayang!
Bagiku, datang dan pulangmu sama saja
Hadir dan pergi tiada bedanya...
Ketika ini, telah lama aku mengenalimu
Kutahu kau khan terus datang, sukar dihalang
Kutahu kau senang bertamu, sukar kutentang
Kesedihan... datanglah jika memang kau mau
Jelma mu tak kan bisa menghancurkanku
Aku tlah mengenalimu!
Setiap kali kudengar kau bergerak...
Ku seru Tuhanku dengan sebak dan lontaran istigfar
Setiap kali kau mulai mendekat...
Ku hambat kau dengan air mata munajat!
Demi Tuhan, jelma mu takan bisa menghancurkanku!
Karena jelmamu yang terdahulu, telah mengajariku
bagaimana ku bisa berdiri KOKOH dalam mengarungi & memahami...
arti hidup dan kehidupan!
Hailintar menggelegar telah hilang , daun-daun berguguran
awan malam sirna
Burung terbang tinggalkan sarang
Rintik hujan berjatuhan berlalu
Awan hitam telah pudar
Langkah kakiku menuju cakrawala
Merah putih sudah kusam warnanya
Burung garuda entah terbang kemana
Pancasila tak lagi bermakna
Indonesiaku tertutup wajahnya
Badai datanglah hentak kegersangan
hujan turunlah sirami kekeringan
Mentari terbitlah ubah kesuraman alam ini, negri ini..
Aku terbang kembali
Putra Padjadjaran Nyaeta Sungkawa Tea
JIKA HINGGA KETIKA NANTI
oleh Putra Padjadjaran pada 10 Mei 2011 jam 18:33
hadirmu begitu suram...
Kau buat hidup seakan kelam, hingga aku terdiam,
dan terbungkam!
Apa tidak, sering kau bertamu dan berlalu
Entah berapa waktuku yang kau ganggu
Entah berapa lama kita berkawan... tanpa sayang!
Bagiku, datang dan pulangmu sama saja
Hadir dan pergi tiada bedanya...
Ketika ini, telah lama aku mengenalimu
Kutahu kau khan terus datang, sukar dihalang
Kutahu kau senang bertamu, sukar kutentang
Kesedihan... datanglah jika memang kau mau
Jelma mu tak kan bisa menghancurkanku
Aku tlah mengenalimu!
Setiap kali kudengar kau bergerak...
Ku seru Tuhanku dengan sebak dan lontaran istigfar
Setiap kali kau mulai mendekat...
Ku hambat kau dengan air mata munajat!
Demi Tuhan, jelma mu takan bisa menghancurkanku!
Karena jelmamu yang terdahulu, telah mengajariku
bagaimana ku bisa berdiri KOKOH dalam mengarungi & memahami...
arti hidup dan kehidupan!
Terimakasihku
oleh Putra Padjadjaran pada 03 April 2011 jam 4:20
Semakin lama ku hidup, semakin ku sadar
Akan pengaruh sikap dalam kehidupanku
Sikap tiada lebih penting daripada ilmu,
uang, kesempatan, kegagalan, keberhasilan,
dan apapun yang dikatakan serta dilakukan
Sikap tiada lebih penting daripada penampilan, karunia, atau keahlian.
Hal menakjubkan adalah
kumemiliki sikap yang kumiliki pada hari-hariku
dengan tiada dapat mengubah masa lalu
tiada dapat mengubah apa yang pasti terjadi
banyak hal berubah, Namun Kehidupan ini tetap ajaib
Akan pengaruh sikap dalam kehidupanku
Sikap tiada lebih penting daripada ilmu,
uang, kesempatan, kegagalan, keberhasilan,
dan apapun yang dikatakan serta dilakukan
Sikap tiada lebih penting daripada penampilan, karunia, atau keahlian.
Hal menakjubkan adalah
kumemiliki sikap yang kumiliki pada hari-hariku
dengan tiada dapat mengubah masa lalu
tiada dapat mengubah apa yang pasti terjadi
banyak hal berubah, Namun Kehidupan ini tetap ajaib
Syairku
oleh Putra Padjadjaran pada 22 April 2011 jam 6:30
awan malam sirna
Burung terbang tinggalkan sarang
Rintik hujan berjatuhan berlalu
Awan hitam telah pudar
Langkah kakiku menuju cakrawala
Merah putih sudah kusam warnanya
Burung garuda entah terbang kemana
Pancasila tak lagi bermakna
Indonesiaku tertutup wajahnya
Badai datanglah hentak kegersangan
hujan turunlah sirami kekeringan
Mentari terbitlah ubah kesuraman alam ini, negri ini..
Aku terbang kembali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar