Tokoh







&










 Tb. M. Sidiq  Sakabrata  (Alm)                                                      
                                                        Tb.  Ukay  S                 
                  Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh
SILOKA;
" Teu Pajauh Kupaanggang, Urang Silih Dedengekeun Ngaran,
                       Tuh Molongpong Jalan ka Padjadjaran, Geusan Mulang dimangsa Datang " 
Perguruan Pencak Silat Putra Padjadjaran: Tokoh: "& Tb. M. Sidiq Sakabrata (Alm) &..."
Pangjeujeuh Ajaran Agama Islam nu ngajadikeun santrina linuih ku elmu pangaweruh, jampe pamake, sakti mandraguna punjul lima papak sedurung winaroh dina ngajalakeun kahirupan dialam dunya ku pinuh kaikhlasan

PADJADJARAN " ngawurukna abdi kusangkan PADJADJARAN teu sulaya "

oleh Putra Padjadjaran pada 19 Maret 2011 jam 4:51
Ceurik hate,ceurik Bathin
Banyak tugas yang harus aku kerjakan, walaupun tidak dikejar deadline( kalo istilah orang kerja " tau bener tau kaga nulis kata-nya"), tapi tugas ini merupakan tanggungjawab serta untuk kemaslahatan orang banyak dikeluarga besar perguruan,


Mugi Gusti Alloh nuntun diri abdi, nyusup caturangga leumpeung ka ati sareng pamikiran abdi anu keur bebenah, sangkan hasilna meurenah,
Ujung Wetan, Ujung kaler, ujung kidul sareng ujung nu ti kulon ngahiji, ngawiji kana sirsilah anu kalangkung,jadi teu paciweuh kuwatak nu adigung.


Mugi Gusti allah maparinn, niatan sadaya pangulik ajaran, siatan sadaya anu ngajar, kusabab manusa sajajar dipayuneun sang pencipta ajaran, linggih di PADJADJARAN

" PENCAK SILAT PADJADJARAN "
PADJADJARAN " ngawurukna abdi kusangkan PADJADJARAN teu sulaya "

Kupersembahkan untuk mereka

oleh Putra Padjadjaran pada 06 April 2011 jam 1:10
Mencoba kembali mengingat percakapan itu
Seperti melukis raut wajahnya disejuk derai gerimis
Terbayangkan, indah kerut wajah membingkainya
Menggambarkan sebuah kejujuran hati dan kewibawaan


terenungkan dipagi ini
garis lurus membenam jiwa yang lara
gairah alam membendung semangatku
menari lembut menyambut sejukkan jiwa
aku terbenam dalam bayang........


kebangkitanya kudatang
bersama hadirnya bisikan nurani
datang perlahan mengingatkan
nasehat yang selalu tersimpan


berulang kali terdengar percakapan itu....


titiskanlah aku karisma
yang terbawa olehmu wahai sepuh
singgasana itu kita raih kembali
karena ku ingin ada senyum engkau disana


berulang kali terdengar percakapan itu
termaksud aku yang seharusnya mendengar dan berbuat....


terimakasih ku yang tiada terhingga
pabila kulihat aku mampu berbuatnya


Petuah Guruku

oleh Putra Padjadjaran pada 27 Maret 2011 jam 3:47


Jika engkau mengembara sebagai pendekar didunia persilatan
maka engkau akan terpaksa juga menjelajahi berbagai wilayah yang dihuni banyak orang ( itulah yang disebut khalayak ), tempat berbagai kepentingan ibarat roh yang mencari tubuhnya.
jangan sampai engkau dapat dimanfaatkan oleh mereka, mereka tidak memiliki ilmu silat, tetapi lembing kata-kata dan silat lidahnyanya sangat berbahaya dan mempengaruhi orang banyak, Hanya dengan pengetahuan yang cukup atas kehidupan disekitarmu, maka engkau akan dapat membuat keputusan yang tidak akan mengecewakan dirimu sendiri



Perguruan Pencak Silat Putra Padjadjaran: Lambang Perguruan





Lambang Perguruan Pencak Silat Putra Padjadjaran Mewujudkan Pencerminan :
1.       Selain daripada menyimbolkan tujuh janji setia, tujuh rantai adalah pencerminan Persatuan dan kesatuan.
2.       Berani yang dicerminkan dengan warna merah.
3.       Bersikap kesatria dalam penegakan keadilan dan kebenaran yang disimbolkan dengan gambar kepala harimau/macan.
4.       Kesuburan yang disimbolkan dengan warna kuning.
5.       Jujur yang disimbolkan dengan kembang buah manggis.
6.       Segi lima melambangkan keimanan dalam beragama.
7.       Suci yang disimbolkan dengan warna putih.

Jasinga oh Jasinga 

Jasinga adalah suatu kota kecamatan yang masuk wilayah Bogor Barat propinsi Jawa barat, walau secara kultural sebenarnya lebih dekat ke kultur Banten dilihat dari dialek bahasa, ada istiadat dan perilaku masyarakatnya, karena memang secara geography Jasinga lebih dekat ke Propinsi Banten.
Saya lahir di Desa Mayak Kecamatan Rangkas Bitung -Banten, dan besar serta tumbuh remaja di Jasinga-Bogor. tepatnya didesa Bagoang, yang saya ceritakan disini hanya sekilas tentang keberadaan pencak silat di Jasinga yang sampai saat ini masih berdiri dengan tempaan kerja keras serta jerih payah ayah saya  beserta seluruh keluarga besar Padjadjaran.
Kota kecamatan yang waktu masa saya kanak-kanak masih sepi, hijau dan teduh sekarang berubah jauh sekali. Sekarang kota yang tidak besar itu dan hanya ada satu jalan utama sudah penuh sesak dengan kendaraan bermotor, sangat bising. Kendaraan umum seliweran setiap menit, dimana tidak akan pernah kita temui di era 90 an. Kota kecil yang tadinya sejuk, tidak dapat lagi kita menemukan kesejukan yang alami, yang ada adalah panas menyengat ditambah bisingnya suara kendaraan bermotor.kala itu aku masih belajar apa yang disebut pencak silat, entah kenapa saya sendiri tidak mempunyai tujuan dan cita-cita awal mempelajarinya, karena situasi dikeluarga semuanya dari silat (Perguruan) indah rasanya masa itu.
Kalau dulu yang membangunkan saya tidur adalah kokok ayam jago yang melengking, maka sekarang yang membuat saya terbangun adalah suara deru motor anak tetangga yang pagi-pagi bukan akan mengangon kerbau atau pergi ke kebon, tetapi sedang membanggakan motor barunya kepada teman-temannya di kampung. Memang masih ada tetanggaku yang memelihara kambing dan ayam, tetapi tidak lagi sebanyak dulu, suara mengembek kambing kalah dengan deru mesin kendaraan buatan jepang yang minumnya bensin.
Keberadaan Pencak Silat Padjadjaran di Jasinga sudah sedari jaman kakek saya menjadi kepala desa, dari masa jaman penjajahan belanda. hal ini menjadi suatu kebanggan bagiku bahwasanya keberadaan pencak silat Padjadjaran di jasinga sudah memiliki banyak murid yang sekarang ini sudah sepuh-sepuh, dan tersebar di wilayah jasinga itu sendiri. seperti sudah menjadi tradisi, pada masa aku sekolah dulu ayah saya selalu tampil paling depan dengan motor JAWA-nya dalam setiap acara hari kemerdekaan 17 Agustus 1945, lengkap dengan kostum silatnya bak seorang Pendekar Silat.
Semasa saya Remaja, ayahku selalu exis dalam seni budaya pencak silat, bersama dengan seni budaya pencak silat dan saya sudah bisa ikut andil dalam pengembangan dan membantu ayah dalam hal ini, bersama keluarga besar kami selalu menghabiskan waktu dengan seni pencak silat. sampai pada akhirnya bisa lebih exis dengan menambahnya kegiatan ke luar daerah.
Beranjak saya dewasa, saya meninggalkan kampung merantau ke kota Jakarta, sebagai dasar awal untuk mendapatkan pengalaman hidup di daerah orang lain, sering saya tanya kepada teman dan sudara saya disana via telpon ata Dunia Cyber :”sekarang sedang musim buah apa ?”,
Berjalanya waktu perkembangan seni budaya di Jasinga (putra Padjadjaran sangat dikenal) hingga wafatnya ayah saya. kesedihan saya yang timbul karena itu adalah sebab saya tidak pulang ke Jasinga kurang lebih 3 tahunan, dan tidak sempat melihat ayah saya yang terakhir kali. kesedihan itu datang manakala sekarang ini saya teringat tempat latihan ( Padepokan yang kurang terurus dan kemudian dibongkar karena saya pun sepeninggal ayah juga tidak pulang-pulang. sekitar setahun yang lalu saya pulang dengan maksud agar keluarga besar Putra Padjadjaran yang disana agar tetap melanjutkan padepokan Putra Padjajaran dengan segala bentuk keseniannya yang sempat terhenti kegiatanya beberapa saat, alhasil, mereka melakukan apa yang seharusnya dilakukan, dan turut meramaikan acara peresmian pasar moderen jasinga pada tahun 2010 kemarin, saat ini perkembangan dan kegiatan menjadi stabil seperti pada masa ayah dulu.
Sebulan yang lalu saya kembali pulang, namun saya melihat banyak perubahan yang sangat drastis dari situasi di jasingan dan sekitarnya. mendengar cerita dari teman-teman saya sekarang ini disana banyak kejadian pencurian kendaraan bermotor, serta pencurian hewan peliharaan, entah kenapa saya sangat sedih mendengarnya, kampung halamanku begitu berubah tidak seperti dahulu yang aman daripada kejadian-kejadian seperti itu. dan saat ditulisnya catatan ini, saya bertanya kepada teman saya disana bahwa panen buah-buahan gagal. karena musim yang  tidak menentu.
kejadian-kejadian diatas saya memandang tidak heran bisa terjadi, betapa masyarakat sekarang sudah banyak yang melupakan tradisi leluhur, termasuk dikampung halaman saya  sendiri.
Sekarang ini saya hanya bisa sedih dengan ceria-cerita yang saya dengar, andai saja saya bisa melakukan sesuatu untuk saya, Padepokan dengan sanggar yang indah seperti dulu, dan untuk masyarakat disana, untuk lingkungan keluarga saya, beserta keluarga besar perguruan.
Wassalam







                                                      
Ingat..!!!


     JANJI SETIA
                                                                         PERGURUAN

1.  AKU BERJANJI AKAN SELALU SETIA DAN TAAT PADA PERATURAN PERGURUAN PENCAK SILAT PUTRA PADJADJARAN
2.  AKU BERJANJI AKAN SELALU MENJUNJUNG TINGGI PERGURUAN DAN KEHORMATAN SEORANG GURU
3.  AKU BERJANJI AKAN SELALU MENJAGA NAMA BAIK PRIBADI DAN SAUDARA SEPERGURUAN
4.  AKU BERJANJI AKAN SELALU MELINDUNGI YANG LEMAH
5.  AKU BERJANJI AKAN SELALU MEMPERTAHANKAN ALIRAN YANG DI ANUT
6.  AKU BERJANJI AKAN SELALU MENJALANKAN KEWAJIBANKU TERHADAP TUHAN, TANAH AIR DAN UNDANG-UNDANG NEGARA
7.  AKU BERJANJI AKAN SELALU TAAT PADA AYAH DAN IBU